Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Sosiologi Agama UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung mengadakan kegiatan diskusi mingguan yang bertujuan untuk memberi pemahamann lebih lanjut kepada mahasiswa Sosiologi Agama. Kegiatan ini bernama RADIASI, merupakan program kelanjutan dari program kerja terdahulu. Radiasi kali ini diselenggarakan pada hari Senin, 11 Juli 2020 pukul 19.10-21.10 WIB secara virtual melalui Google Meet. Radiasi kali ini mengusung tema “Sosiologi Agama Modern menuju Post-modern” yang dipantik oleh Gerwin Satria Nirbaya (Mahasiswa Sosiologi Agama UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung) dan dimoderatori oleh Kharisma Diajeng Puspitasari (Mahasiswa Sosiologi Agama UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung).Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Sosiologi Agama UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung mengadakan kegiatan diskusi mingguan yang bertujuan untuk memberi pemahamann lebih lanjut kepada mahasiswa Sosiologi Agama. Kegiatan ini bernama RADIASI, merupakan program kelanjutan dari program kerja terdahulu. Radiasi kali ini diselenggarakan pada hari Senin, 11 Juli 2020 pukul 19.10-21.10 WIB secara virtual melalui Google Meet. Radiasi kali ini mengusung tema “Sosiologi Agama Modern menuju Post-modern” yang dipantik oleh Gerwin Satria Nirbaya (Mahasiswa Sosiologi Agama UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung) dan dimoderatori oleh Kharisma Diajeng Puspitasari (Mahasiswa Sosiologi Agama UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung).
Sosiologi sejak awal menaruh perhatian besar terhadap
fenomena agama, kepercayaan yang dianut oleh seseorang mempunyai dampak besar
bagi kehidupan dirinya juga pada sosial. Agama mempunyai pengaruh besar terhadap
perkembangan kapitalis yang ada di Eropa, agama juga diyakini mempunyai kaitan dengan institusi sosial
lain. Sosiologi mempelajari agama bukan
hanya dari dimensi sosialnya tetapi juga
mempelajari dimensi dari
individualnya. Dibawah ini merupakan beberapa sosiolog yang terkenal didalam
pemikiran-pemikirannya.
- Talcott Parsons
Talcott merupakan seorang sosiolog Amerika tradisi
klasik, Talcott lahir pada tanggal 13 Desember 1902 di Colorado dan meninggal
pada tahun 1979 di Munchen. Ayah Talcott merupakan seorang pendeta dan profesor
di kotanya. Setelah lulus dari universitas, Talcott melanjutkan belajar
di luar negeri tepatnya di Universitas London dan Universitas Heidelberg lalu
kembali kerumah dibawah pengaruh Weber dan Mmarinowski. Teorinya
yang terkenal ialah teori aksi sosial dan teori fungsionalisme struktural
parsons. Teori fungsionalisme struktural parsons memiliki perspektif masyarakat,
bahwa pendekatan ini memandang masyarakat sebagai suatu sistem yang
terintegrasi secara fungsional kedalam suatu bentuk ekuilibrium atau cair.
Menurut
Talcott agama memiliki fungsi integratif, selain berfungsi integratif agama juga
menjadi sumber konflik, tidak hanya itu agama membantu masyarakat dalam menghadapi peristiwa yang
tidak terkontrol,tepatnya agama memberikan makna hidup. Konsep imperatif fungsional
menurut Talcott Parsons, yaitu :
- Adaptation (adaptasi), yaitu sistem yang mengatasi kebutuhan
situasional yang datang dari luar.
- Goal attainmet (pencapaian tujuan), yaitu sistem yang mendefinisikan
dan mencapai tujuan utamanya.
- Integration (integrasi), yaitu sistem yang mengatur hubungan bagian
yang menjadi komponen.
- Latency (pemeliharaan pola, yaitu sistem yang melengkapi,
memelihara, dan memperbarui motivasi dari individu.
Menurut Parsons nilai-nilai kristiani telah mencapai
fundamental yang membentuk peradaban kapitalis barat melalui penekanannya
terhadap tanggung jawab individual, pertapaaan, dan pemisah antara kerohanian
dan politik. Teori struktural yang dibangun Parsons dipengaruhi oleh sosiolog
Eropa yang menyebabkan teori Parsons bersifatempiris, positivistis, dan ideal.
Pandangan teori ini dilihat dari hubungan antara anda dan orang-orang lain yang
terpola dilihat sebagai masyarakat.
Peter Ludwig merupakan
seorang sosiolog dan teolog yang lahir di Vienna, Austria. Berger lahir pada tanggal 17 Maret 1929 ia merupakan anak dari seorang pembisnis, masa kecil Berger dihabiskan di daerah
kelahirannya di Vienna dan tak lama setelah perang dunia kedua berakhir ia berimigrasi
ke Amerika Serikat untuk melanjutkan S2 dan S3nya. Berger berasumsi bahwa
manusia merupakan makhluk
yang belum jadi, dan realitas sosial juga
merupakan konstruksi sosial
yang diciptakan oleh individu. Individu merupakan manusia yang bebas melakukan
hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain. Kemudian individu
juga bukan
korban dari fakta sosial, namun media produksi sekaligus reproduksi yang
kreatif dalam mengkonstruksi dunia sosialnya. Berger memiliki
pandangan bahwa agama merupakan
penjaga dari kesetabilan kehidupan.
Berger memiliki 3 teori kontruksi realitas sosial, yaitu :
- Eksternalisasi, tatanan sosial sebagai kontestasi
societas produk manusia.
- Obyektivasi, dibuat dan dibangun oleh manusia.
- Internalisasi.
Robert merupakan sosiolog yang berasal dari
Amerika. Ia lahir di Altus, Oklahoma, Amerika Serikat pada tanggal 23 Februari 1927. Ia
dibesarkan di lingkungan yang sangat religius. Pada tahun 1950 robert
berhasil menamatkan pendidikan sarjana di Universitas Harvard dan melanjutkan S2
pada tahun 1955 di Universitas yang sama. Dua tahun kemuadia pada tahun 1957
Robert mengambil disertasi di Institute for Islamic Studies, Universitas Mc
Gill, Kanada. Robert juga membuat gagasan civil religion atau agama sipil yang
berasumsi bahwa agama adalah sarana persatuan koliktif masyarakat yang tidak
hanya berkaitan pada ranah tradisional atau kultural. Ia berbicara mengenai
eksistensi agama masyarakat yang ada di Amerika mencerminkan bentuk komitmen
keagamaan kolektif di samping praktik keagamaan tradisional.
Jose Casanova merupakan sosiolog agama dengan fokus pada
penelitian glogalisasi, agama, dan skularisasi. Casanova lahir pada tahun 1951,
merupakan seorang profesor di Universitas Georgetown dan seorang penliti senior
di Berkley Center for Religion, Peace, and World Affairs dan memegang gelar Bachelor
of Arts dari University of Innsbruck di bidang teologi dan juga gelar Master
of Arts dan Doctor of Philosophy dalam sosiologi dari New School
for Social Research. Casanova memiliki asumsi dasar mengenai agama, dimana agama merupakan salah satu bentuk kebebasan identitas yang dimiliki oleh individu dan
kelompok.
Menurut Casanova situasi
masyarakat agama di Eropa adalah “believing without belonging”, yaitu
mempercayai tanpa merasa memiliki. Namun negara mengkarakteristikkan agama
sebagai “belonging without believing,” karena mereka memiliki agama,
tetapi tidak boleh mengekspresikannya ke ruang publik, hanya di ruang privat
saja. Adanya batasan tersebut membuat mereka seakan tidak memiliki agama
tersebut sehingga terdapat kecendrungan negara untuk menghubungkan proses
sekulerisasi ke arah proses modernisasi dibandingkan ke pola penyebaran agama,
politik, dan komunitas masyarakat dalam konteks gereja, negara. Bangsa
merupakan akar kebuntuan dari debat tentang sekulerisasi.
Casanova memiliki tiga
elemen tesis sekularisasi yang sangat penting, yaitu:
- Menurunnya kepercayaan dan praktek keagamaan dalam
ranah sosial dan politik.
- Meningkatnya difrensiasi struktur sosial berakibat
pada pemisahan agama dari politik.
- Ekonomi, sains dan bidang yang lainnya.
Menurutnya pada masa
kontemporer ini ditunjukan dengan meningkatnya deprivatisasi agama, Casanova
menyatakan bahwa dari ketiga tesis sekularisasi di atas yang bisa dipertahankan
hanya proposisi kedua – sekularisasi sebagai difrensiasi. Sedangkan proposisi
kesatu dan ketiga tidak terbukti. Difrensiasi sosial memang telah membuat agama
seolah memiliki ranah tersendiri, tidak berakibat pada isolasi dari ranah yanglainnya.